Di dalam suatu kehidupan ada canda,tawa,duka,bahagia.. Namun itu semua harus dijalani dengan penuh kesyukuran dan senantiasa bersabar..
Kali ini saya akan menceritakan bagaimana kehidupan diawal saya belajar dibangku sd di daerah SERANG cikande sampai saat ini dibangku smk Di BENGKULU,perjalanan kehidupan di sd saya hanyalah seorang biasa biasa saja otak pun begitu pintar ngak bodoh pun idak... :( . Disinilah saya mencari arti kehidupan yang membuat saya harus keluar dari seorang biasa saja menjadi orang yang luar biasa, namun semua itu tidak pun berhasil ,banyaknya syetan yang membuat nafsu ini terus menjilati duniawi ini,, bahkan orang pun menganggap saya ini hanyalah orang pendiam,pecundang,maupun tidak tahu apa apa..tapi saya harus jalani ini tanpa adanya kebimbangan.. teman hanya bisa tertawa saja hahahahahahhaha...:D
Dari kehidpan itu saya mulai tahu apa kekuranganku selama ini hingga tibalah saya masuk di smp ..Namun kiris sekali diwaktu smp pun saya tidak bisa berbuat apa apa, sungguh sulit keluar dari tekanan yang kualami .. Teman pun hanya bantu sesaat saja selebihnya menghinaku,, almeidi kamu ini aneh dan emm bla bla... saya hanya tersenyum saja :), diawal saya masuk kelas 3,saya memberanikan diri untuk masuk kelas unggulan barang kali ini membuat perubahan,, namun itu pun tidak berhasil .. Mungkin Allah akan memberika saya jalan yang lain yang indah maupun bahagia itulah saya pikirkan pada waktu itu...
setelah saya tamat smp saya memberanikan untuk merantau , saya yakin dan percaya saya akan bahagia kali ini , saya merantau Ke pulau sumatera tempatnya di BENGKULU Kito .. Syukur alhamdulillah saya kali ini hidup bahagia karena prestasiku naik drastis, teman bahkan sahabat selalu ada untukku,pemikiran pada waktu itu ternyata benar Allah memberikan hidayah pada saya.. Saya hanya bersyukur kepada ilahi ini mungkin awal bahagia saya sampai akhir ayat aminnn...Yang pasti saya tidak akan membalas penghinaan yang terlontar dari mereka.. Maklum orang baik..hehehe
Rabu, 05 Desember 2012
Rabu, 28 November 2012
Rabu, 07 November 2012
kisah Bakti Anak Sholeh Mengundang Perhatian Penduduk Langit
Pada
zaman Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya
merah, bidang dadanya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan,
kulitnya kemerah-merahan, wajahnya selalu melihat pada tempat sujudnya
dan tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya. Pemuda ini tidak
pernah lalai dari membaca al-Quran dan sentiasa menangis. Pakaiannya
hanya dua helai sahaja, sudah terlalu lusuh untuk dipakai sehinggakan
tidak ada orang yang menghiraukannya. Beliau tidak dikenal oleh penduduk
bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Pemuda ini, jika bersumpah
demi Allah pasti terkabul. Dia adalah Uwais al-Qarni. Beliau tidak
dikenali dan miskin malah banyak orang yang suka mentertawakannya,
mengejek-ejeknya, dan menuduhnya sebagai pencuris erta bermacam lagi
penghinaan dilemparkan kepadanya.Pemuda dari Yaman ini telah lama
menjadi yatim, tidak mempunyai saudara mara kecuali hanya ibunya yang
telah tua dan lumpuh. Untuk menyara kehidupan sehari-hari, Uwais bekerja
sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk
menyara kehidupan harian bersama ibunya.Jika ada wang lebihan, beliau
akan membantu jiran tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan
seperti keadaannya. Walaupun dalam keadaan serba payah, beliau tidak
pernah lalai dalam mengerjakan ibadahnya, sedikit pun tidak berkurang.
Sepanjang hidupnya, beliau melakukan puasa di siang hari dan bermunajat
di malam harinya. Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri
Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad saw yang telah mengetuk pintu hati
mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu
bagi-Nya. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalam agama Islam sangat
menarik hati Uwais dan apabila seruan Islam datang di negeri Yaman,
beliau segera memeluknya Banyak rakan-rakannya yang telah memeluk Islam,
pergi ke Madinah untuk mendengar secara langsung dakwah Nabi Muhammad
saw.
Hati Uwais juga meronta-ronta untuk ke Madinah bertemu kekasih Allah, penghulu para Nabi tetapi beliau tidak mampu kerana tidak mempunyai bekalan yang cukup untuk sampai kesana. Apatah lagi beliau perlu menjaga ibunya. Jika beliau pergi, siapa pula yang akan melihat ibunya.Dikisahkan ketika terjadi perang Uhud, Rasulullah saw mengalami kecederaan dan giginya patah kerana dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Berita ini akhirnya sampai kepada Uwais. Lalu ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada baginda saw, sekalipun beliau belum pernah melihat Rasulullah saw. Hari berganti hari dan musim pun berlalu, kerinduannya terhadap Rasulullah tak dapat dibendung lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, bilakah agaknya baru dirinya dapat menziarahi Nabi saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi saw di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memahami perasaan Uwais, dan berkata,Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi dirumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang.
Dengan perasaan gembira yang amat sangat, Uwais berkemas untuk berangkat dan sebelum pergi, beliau menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada jiran tetangganya agar dapat menemani ibunya sepanjang pemergian beliau. Sesudah mencium tangan ibunya yang tercinta, berangkatlah Uwais menuju ke Madinah yang jaraknya sekitar empat ratus kilometer dari Yaman. Dengan laluan yang sangat mencabar akhirnya tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segeralah ia menuju ke rumah Nabi saw, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Sayyidatina Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi saw yang ingin ditemuinya. Namun ternyata baginda saw tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tidak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi, beliau teringat akan pesan ibunya sudah tua dan sentiasa dalam keadaan tidak sihat itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, Engkau harus lekas pulang. Disebabkan ketaatan kepada ibunya, pesanan ibunya itu telah mengalahkan suara hati untuk menunggu Nabi saw.
Ia akhirnya memohon kepada Sayyidatina Aisyah r.a. untuk pulang semula ke Yaman. Uwais lalu menitipkan salamnya kepada Nabi saw dan melangkah pulang dengan perasaan hampa kerana tidak dapat bertemu dengan Kekasih Allah.
Sepulangnya dari perang, Nabi saw langsung bertanya tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad saw menjelaskan bahawa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Beliau adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rasulullah saw, Sayyidatina Aisyah r.a. dan para sahabatnya terpegun seketika. Lalu kata Sayyidatina Aisyah r.a., memang benar sebelum ini ada seseorang telah datang mencari Rasulullah saw tetapi orang itu segera pulang ke Yaman, kerana teringat akan ibunya yang sudah tua dan sakit sehinggakan beliau bimbang meninggalkan ibunya terlalu lama. Rasulullah saw bersabda : Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah bahawa ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya. Sesudah itu baginda saw, memandang kepada Sayyidina Ali k.w. dan Sayyidina Umar r.a. lalu bersabda: Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya kerana dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.
Tahun berganti tahun dan Umar r.a menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar As-Siddiq yang telah wafat. Abu Bakar dipilih menjadi khalifah selepas Rasulullah saw wafat. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan sahabatnya, Sayyidina Ali k.w. untuk mencari Uwais bersama. Sejak itu, setiap kali ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua akan bertanya tentang Uwais al-Qarni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa hairan, apakah sebenarnya yang dicari oleh kedua-dua sahabat besar itu. Rombongan kafilah dari Yaman menuju ke Syam silih berganti membawa barang dagangan mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qarni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, bersegeralah khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, mereka berdua bergegas menemui Uwais al-Qarni. Sesampainya di tempat Uwais, Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi saw. Memang benar! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, Siapakah nama saudara ? Lalu jawab Uwais, Abdullah. Mendengar jawaban itu, kedua sahabat itupun tertawa dan mengatakan : Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ? Uwais kemudian berkata: Nama saya Uwais al-Qarni.
Sepanjang perkenalan mereka, tahulah mereka bahawa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, beliau baru dapat turut serta bersama rombongan kafilah dagang itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendoâkan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: Sayalah yang harus meminta doa dari kalian. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar dari tuan. Disebabkan didesak oleh dua sahabat besar ini, Uwais al-Qarni akhirnya mengangkat kedua belah tangannya lalu berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk memberinya uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais sebagai biaya hidupnya. Uwais menolaknya dengan lembut dengan berkata: Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam dan tidak langsung terdengar beritanya. Tapi diriwayatkan ada seorang lelaki pernah bertemu dan dibantu oleh Uwais. Kata orang itu, waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju ke tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin ribut bertiup dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghentam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang lelaki yang mengenakan selimut berbulu di berada di satu sudut kapal lalu kami memanggilnya. Lelaki itu bangun lalu melakukan solat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. Wahai waliyullah, Tolonglah kami! Tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi, Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami! Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: Apa yang terjadi? Tidakkah engkau melihat bahawa kapal dibadai ribut dan dihentam ombak ?tanya kami. Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! katanya. Kami telah melakukannya. Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim! Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami yang lain tenggelam ke dasar laut bersama isinya. Lalu orang itu berkata pada kami , Tidak mengapalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat. Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? Tanya kami. Uwais al-Qarni. Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir. Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membahagi-bahagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah? tanya Uwais. Ya,jawab kami. Orang itu pun melaksanakan solat dua rakaat di atas air, lalu berdoa. Sebaik sahaja Uwais al-Qarni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menaikinya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membahagi-bahagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah sehingga tidak ada satupun yang tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiarlah khabar bahawa Uwais al-Qarni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia hendak dimandikan tiba-tiba terlalu banyak orang yang berebut hendak memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikapan, begitu ramai orang yang menunggu untuk mengkapannya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke perkuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebut hendak mengusungnya. Meninggalnya Uwais al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat menghairankan penduduk Yaman. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenali datang untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang langsung tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampailah ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, ada sahaja orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka tertanya-tanya: Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tidak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala kambing dan unta? Tetapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahui siapa Uwais al-Qarniyang ternyata tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.
Hati Uwais juga meronta-ronta untuk ke Madinah bertemu kekasih Allah, penghulu para Nabi tetapi beliau tidak mampu kerana tidak mempunyai bekalan yang cukup untuk sampai kesana. Apatah lagi beliau perlu menjaga ibunya. Jika beliau pergi, siapa pula yang akan melihat ibunya.Dikisahkan ketika terjadi perang Uhud, Rasulullah saw mengalami kecederaan dan giginya patah kerana dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Berita ini akhirnya sampai kepada Uwais. Lalu ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada baginda saw, sekalipun beliau belum pernah melihat Rasulullah saw. Hari berganti hari dan musim pun berlalu, kerinduannya terhadap Rasulullah tak dapat dibendung lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, bilakah agaknya baru dirinya dapat menziarahi Nabi saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi saw di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memahami perasaan Uwais, dan berkata,Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi dirumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang.
Dengan perasaan gembira yang amat sangat, Uwais berkemas untuk berangkat dan sebelum pergi, beliau menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada jiran tetangganya agar dapat menemani ibunya sepanjang pemergian beliau. Sesudah mencium tangan ibunya yang tercinta, berangkatlah Uwais menuju ke Madinah yang jaraknya sekitar empat ratus kilometer dari Yaman. Dengan laluan yang sangat mencabar akhirnya tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segeralah ia menuju ke rumah Nabi saw, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Sayyidatina Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi saw yang ingin ditemuinya. Namun ternyata baginda saw tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tidak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi, beliau teringat akan pesan ibunya sudah tua dan sentiasa dalam keadaan tidak sihat itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, Engkau harus lekas pulang. Disebabkan ketaatan kepada ibunya, pesanan ibunya itu telah mengalahkan suara hati untuk menunggu Nabi saw.
Ia akhirnya memohon kepada Sayyidatina Aisyah r.a. untuk pulang semula ke Yaman. Uwais lalu menitipkan salamnya kepada Nabi saw dan melangkah pulang dengan perasaan hampa kerana tidak dapat bertemu dengan Kekasih Allah.
Sepulangnya dari perang, Nabi saw langsung bertanya tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad saw menjelaskan bahawa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Beliau adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rasulullah saw, Sayyidatina Aisyah r.a. dan para sahabatnya terpegun seketika. Lalu kata Sayyidatina Aisyah r.a., memang benar sebelum ini ada seseorang telah datang mencari Rasulullah saw tetapi orang itu segera pulang ke Yaman, kerana teringat akan ibunya yang sudah tua dan sakit sehinggakan beliau bimbang meninggalkan ibunya terlalu lama. Rasulullah saw bersabda : Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah bahawa ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya. Sesudah itu baginda saw, memandang kepada Sayyidina Ali k.w. dan Sayyidina Umar r.a. lalu bersabda: Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya kerana dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.
Tahun berganti tahun dan Umar r.a menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar As-Siddiq yang telah wafat. Abu Bakar dipilih menjadi khalifah selepas Rasulullah saw wafat. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan sahabatnya, Sayyidina Ali k.w. untuk mencari Uwais bersama. Sejak itu, setiap kali ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua akan bertanya tentang Uwais al-Qarni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa hairan, apakah sebenarnya yang dicari oleh kedua-dua sahabat besar itu. Rombongan kafilah dari Yaman menuju ke Syam silih berganti membawa barang dagangan mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qarni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, bersegeralah khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, mereka berdua bergegas menemui Uwais al-Qarni. Sesampainya di tempat Uwais, Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi saw. Memang benar! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, Siapakah nama saudara ? Lalu jawab Uwais, Abdullah. Mendengar jawaban itu, kedua sahabat itupun tertawa dan mengatakan : Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ? Uwais kemudian berkata: Nama saya Uwais al-Qarni.
Sepanjang perkenalan mereka, tahulah mereka bahawa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, beliau baru dapat turut serta bersama rombongan kafilah dagang itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendoâkan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: Sayalah yang harus meminta doa dari kalian. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar dari tuan. Disebabkan didesak oleh dua sahabat besar ini, Uwais al-Qarni akhirnya mengangkat kedua belah tangannya lalu berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk memberinya uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais sebagai biaya hidupnya. Uwais menolaknya dengan lembut dengan berkata: Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam dan tidak langsung terdengar beritanya. Tapi diriwayatkan ada seorang lelaki pernah bertemu dan dibantu oleh Uwais. Kata orang itu, waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju ke tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin ribut bertiup dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghentam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang lelaki yang mengenakan selimut berbulu di berada di satu sudut kapal lalu kami memanggilnya. Lelaki itu bangun lalu melakukan solat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. Wahai waliyullah, Tolonglah kami! Tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi, Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami! Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: Apa yang terjadi? Tidakkah engkau melihat bahawa kapal dibadai ribut dan dihentam ombak ?tanya kami. Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! katanya. Kami telah melakukannya. Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim! Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami yang lain tenggelam ke dasar laut bersama isinya. Lalu orang itu berkata pada kami , Tidak mengapalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat. Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? Tanya kami. Uwais al-Qarni. Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir. Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membahagi-bahagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah? tanya Uwais. Ya,jawab kami. Orang itu pun melaksanakan solat dua rakaat di atas air, lalu berdoa. Sebaik sahaja Uwais al-Qarni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menaikinya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membahagi-bahagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah sehingga tidak ada satupun yang tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiarlah khabar bahawa Uwais al-Qarni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia hendak dimandikan tiba-tiba terlalu banyak orang yang berebut hendak memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikapan, begitu ramai orang yang menunggu untuk mengkapannya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke perkuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebut hendak mengusungnya. Meninggalnya Uwais al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat menghairankan penduduk Yaman. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenali datang untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang langsung tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampailah ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, ada sahaja orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka tertanya-tanya: Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tidak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala kambing dan unta? Tetapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahui siapa Uwais al-Qarniyang ternyata tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.
Rabu, 31 Oktober 2012
Iman Kepada Malaikat
Posted on 31 november by ALMEIDI
Pengaruh manusia beriman kepada Malaikat adalah :
1. Semakin meyakini kebesaran, kekuatan dan kemahakuasaan Allah SWT.
2. Bersyukur kepada-Nya, karena telah menciptakan para malaikat untuk membantu kehidupan dan kepentingan manusia dan jin.
3. Menumbuhkan cinta kepada amal shalih, karena mengetahui ibadah para malaikat
4. Merasa takut bermaksiat karena meyakini
berbagai tugas malaikat seperti mencatat perbuatannya, mencabut nyawa
dan menyiksa di neraka.
5. Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah SWT, dan karena mereka selalu membantu dan mendoakan kita.
Kewajiban Manusia kepada Malaikat adalah :
1. Mengimani keberadaan mereka.
2. Mengimani nama-nama, sifat-sifat, dan
tugas-tugas mereka yang kita kenali maupun yang tidak kita kenali tapi
diberitakan oleh Allah SWT.
Ketelitian dan Kedisiplinan Malaikat sebagai berikut :1. Mereka sangat teliti dalam melaksanakan semua amanah yang diberikan oleh pencipta dan pemilik mereka (ALLAH SWT), sehingga tidak satupun tugas yang diberikan kepada mereka berani mereka lalaikan: “Dan sungguh atas kalian senantiasa ada malaikat yang senantiasa menjaga, yang mulia lagi senantiasa mencatat.”
2. Mereka sangat disiplin dalam segala hal, sehingga Nabi kita yang mulia SAW memerintahkan kita untuk mengikuti kedisiplinan mereka dalam sabdanya: “Inginkah kalian shalat sebagaimana sikap para malaikat ketika menghadap Rabbnya? Maka para shahabat ra bertanya: Bagaimanakah sikap shalatnya para malaikat itu wahai RasuluLLAH? Maka jawab Nabi SAW: Mereka memenuhi semua shaf pertama kemudian baru shaf berikutnya dan mereka merapatkan shafnya.”
Doa, CInta dan Pertolongan Malaikat kepada kaum Muslimin tidak sedikit, seperti :
1. Mereka tidak putus-putusnya mendoakan kita, memohonkan ampun dan bershalawat bagi kita, sebagaimana dalam hadits: “Sesungguhnya ALLAH dan malaikat sampai pun semut dalam lubang-lubangnya sampai pun tiram di dasar samudera senantiasa berdoa bagi para da’i dan orang yang mengajarkan kebaikan.”
2. Dalam hadits lainnya dikatakan: “Sesungguhnya malaikat senantiasa bershalawat untuk seorang diantara kalian selama ia masih di tempat shalatnya sepanjang ia belum berhadats. Mereka para malaikat tersebut senantiasa berkata: Ya ALLAH ampunilah dia.. Ya ALLAH sayangilah dia..”
3. Cinta mereka bersifat tulus dan seketika, yaitu ketika ALLAH SWT mencintai seorang hamba-NYA yang beriman, maka merekapun serentak mencintai orang tsb. Sebagaimana digambarkan dalam hadits: “Sesungguhnya jika ALLAH SWT mencintai seorang hamba, maka berserulah Jibril: Sesungguhnya ALLAH SWT telah mencintai Fulan, maka cintailah dia. Maka Jibrilpun mencintai orang tersebut dan para malaikat di langitpun semua mencintainya dan yang demikian itupun kemudian diikuti oleh para penduduk bumi.”
4. Cinta mereka inipun ditunjukkan dengan keikutsertaan mereka dalam berbagai aktifitas kebaikan kita, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Nabi SAW: “Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam sebuah rumah dari rumah-rumah ALLAH (mesjid) sambil membaca kitab ALLAH dan mempelajarinya diantara mereka. Melainkan di majlis itu turun ketenangan dari sisi ALLAH, dan diliputi oleh kasih sayang ALLAH, serta malaikat mengerubungi dengan sayap-sayapnya, serta ALLAH SWT menyebutkan nama mereka satu-persatu diantara makhluq yang ada disisi-NYA.”
Rabu, 17 Oktober 2012
Assalamualaikum...
Kali ini ente ingin posting hal menarik untuk antum semua..heheh.....
banyak orang bertanya kepada saya bagaimana cara menyelesaikan permainan rubik dan pe rumusnyeee..(ente gak tw ) thu jawab ane..
tpi ni da tipsnya ane ambil dari embahh google..
langsung je ni caranya :
Cara Bermain Rubik Rumus Rubik 3×3 4×4 2×2
by almam ang cikande
Menyelesaikan Rumus Rubik 3×3 4×4 2×2
dan cara bermain rubik bagi pemula sebenarnya rumus nya sedikit rumit
kalau tidak disertai dengan banyaknya latihan dalam menyelesaikan sebuah
rubik baik itu Rumus Rubik 3×3 4×4 2×2
dan yang lainnya. Seperti yang saya kutip dari
http://peter.stillhq.com/jasmine/rubikscubesolution.html Ada banyak
metode yang berbeda untuk memecahkan kubus Rubik 3×3 4×4 2×2. Mereka
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu metode lapisan dan sudut metode
pertama (dan ada sub-kategori dalam kategori ini ).
Metode rumus rubik bagi pemula
hanya membutuhkan menghafal beberapa algoritma, dan jika dilakukan
secara efisien dapat mencapai memecahkan dari 60 detik atau lebih cepat
baik itu rubik 3×3, rubik 2×2
maupun 4 x4 . Walaupun ada orang-orang yang bisa menyelesaikan dalam
20-30-an dengan metode seperti ini. Namun jika belum dapat memecahkan
begitu cepat dengan metode pemula, jangan kecewa teruslah mencoba dan
mencoba. Silahkan menuju ke: http://peter.stillhq.com/jasmine/rubikscubesolution.html untuk lebih detail.
Dan untuk yang ingin mengetahui cara bermain rubik secara online sekarang kamu bisa melatih Rumus Rubik 4×4
dan rumus rubik lainnya dengan berbagai macam metode dengan disertai
penyelesaian masalah. Program yang di buat Eric Dietz ini memang di
khususkan bagi pemula untuk melatih menyelesaikan sebuah kubus rubik dan
program khusus rubik ini bisa kamu jumpai di http://www.wrongway.org/cube/solve.html
dengan berbagai pilihan mulai rubik 3×3 sampai rubik 4×4, tekan tombol
scramble untuk mengacak rubik, dan Tombol solve untuk menyelesaikannya
dengan langkah – langkah yang detail.
nah itu yang ane dapet dari embahh google...
mohon maaf jika da kekuranganye....
Langganan:
Komentar (Atom)

